TV digital dan TV analog
merupakan jenis siaran TV yang ada saat ini. Penggunaan TV analog di Indonesia
sudah ada sejak TVRI pertama kali mengudara pada tahun 1962 bahkan hingga saat
inipun masih banyak yang menggunakannya. Dibalik itu sebenarnya pada tahun 2008
TVRI sudah memulai siaran percobaannya dengan menggunakan sistem transmisi
digital. Lantas kenapa sih ada siaran digital? Dan apa perbedaannya dengan tv
analog? Maka dengan ini saya akan mencoba untuk menjelaskan sedikit tentang
perbedaan tv analog dan digital.
Televisi digital (bahasa
Inggris: Digital Television, DTV) atau penyiaran digital adalah jenis televisi
yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal
video, audio dan data ke pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat
televisinya yang digital, namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah
sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital
Broadcasting). Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV),
yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9
(TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki
resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar
berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas
daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL.
Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM.
1.
Sejarah Perkembangan
·
1876 - George Carey menciptakan selenium
camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik.
Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung
hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
·
1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman,
berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut
teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
·
1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli botani
Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan
baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun
kemudian.
·
1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama
diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar
berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
·
1900 - Istilah Televisi pertama kali
dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of
Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
·
1907 - Campbell Swinton dan Boris Rosing
dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
·
1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan asal
Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21
tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
·
1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia
menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan
teknologi yang dimiliki CRT.
·
1940 - Peter Goldmark menciptakan televisi
warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
·
1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama
tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
·
1964 - Prototipe sel tunggal display
Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah
ini dilanjutkan Larry Weber.
·
1967 - James Fergason menemukan teknik
twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
·
1968 - Layar LCD pertama kali diperkenalkan
lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
·
1975 - Larry Weber dari Universitas
Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
·
1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak
berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED).
Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu,
Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film
transfer yang ringan.
·
1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK,
mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
·
1987 - Kodak mematenkan temuan OLED
sebagai peralatan display pertama kali.
·
1995 - Setelah puluhan tahun melakukan
penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil
menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian
megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari
perusahaan Matsushita.
·
Dekade 2000 - Masing masing jenis
teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus
mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
2.
Perbedaan Penerimaan Sinyal Televisi
Digital dan Analog
·
Kualitas gambar dan suara
Siaran televisi digital
terestrial menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi
lebih tajam ketimbang analog. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu mengatasi efek
lintas jamak (multipath). Pada sistem analog, efek lintasan jamak menimbulkan
echo atau gaung yang berakibat munculnya gambar ganda (seakan ada bayangan).
Penyiaran televisi
digital menawarkan kualitas gambar yang sama dengan kualitas DVD, bahkan
stasiun-stasiun televisi dapat memancarkan programnya dalam format 16:9 (layar
lebar) dengan standar Standard Definition (SD) maupun High Definition (HD).
Kualitas suara pun mampu mencapai kualitas CD Stereo, bahkan stasiun televisi
dapat memancarkan suara dengan Surround Sound (Dolby DigitalTM).
·
Tahan perubahan lingkungan
Siaran televisi digital
terestrial memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena
pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile TV), misalnya di kendaraan
yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah
kualitasnya seperti pada TV analog saat ini.
·
Tahan terhadap efek interferensi
Teknologi ini punya
ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya
untuk dilakukan proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat
proses pengiriman atau transmisi sinyal. Perbaikan akan dilakukan di bagian
penerima dengan suatu kode koreksi error (error correction code) tertentu.
·
Efisiensi spektrum/kanal
Teknologi siaran televisi digital
lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding siaran televisi analog.
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk siaran
televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak
perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF. Sedangkan lebar pita
frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1:6, artinya bila
pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi,
maka pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik
multiplex dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi
sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.
3.
Kekurangan dan Kelebihan TV Analog &
TV Digital
·
Kelebihan TV Digital
o
Kualitas visual dan audio yang lebih bagus
dari pada Tv Analog
o
Banyak fitur dan layanan yang baru
o
Kompatibel dengan semua TV Modern
·
Kekurangan TV Digital
o
Biaya TV yang terlalu mahal
o
Terlalu modern sehingga diperlukan
perangkat tambahan
·
Kelebihan TV Analog
o
Harga terjangkau
o
Merupakan alat komunikasi yang dapat
menyiarkan berita dengan tampilan
·
Kekurangan TV Analog
o
Hanya dapat memproses sinyal analog
o
Kualitas gambar kurang memadai / ala
kadarnya
o
Boros
listrik
4.
Konsep Kerja TV Analog dan Digital
·
Konsep Kerja TV Analog
Siaran analog dilakukan dengan cara merekam gambar dan suara, lalu mengubahnya menjadi gelombang, kemudian gelombang ini dipancarkan oleh stasiun televisi.gelombang ini diterima antenna televisi dirumah kita. Mesin televise kita lalu mengubah gelombang itu menjadi gambar dan suara yang kita tonton. Jenis gelombang yang dipancarkan stasiun televisi adalah VHF/UHF. Dalam siaran analog, gelombang ini dipancarkan terus-menerus setiap detik. Jumlah gelombang yang dipancarkan setiap detik menunjukkan kecepatan gelombang itu. Jika dalam satu detik dipancarkan gelombang sebanyak sepuluh kali, maka kecepatan gelombangnya 10 Hertz. Hertz (Hz) adalah satuan ukur kecepatan gelombang.
·
Konsep Kerja TV Digital
Secara
teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog
dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita
frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 :
6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal
transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik
multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus
untuk program yang berbeda.
TV
digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan
lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap dari sejumlah pemancar yang membentuk
jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas.
TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang
digunakan kamera video.
Comments
Post a Comment